Dear All,
Cinta
Bagaimana harus kuungkap padamu?
Haruskah kutuliskan dalam bait-bait puisi nan indah?
Tetapi maaf,
Kalimat-kalimat cintaku nantinya
Tak mungkin seindah kalimat-kalimat Allah dalam Mushaf
Atau lebih baik kulantunkan saja?
Agar mudah kau dengar
Tetapi aku malu,
Karena nada-nada cinta yang kuhasilkan
Tak mungkin semerdu lantunan ayat-ayat suci dari bibirmu
Lalu, haruskah kuungkap begitu saja padamu?
Tetapi sekali lagi aku minta maaf,
Rasa cintaku untukmu,
Tak mungkin sebesar kecintaanku pada Rasulku
Karena cintaku padamu
Hanyalah lentera mungil di sudut hatiku
Tetapi pendar cahayanya lah
Yang akan menerangi jiwaku
Untuk selalu mendekatkan diri
Pada Allah Robbi ku
September, 2006
(Hari Ini Pasti Tiba, 2010)
Puisi itu aku tulis ketika aku sedang galau ingin mengungkapkan cinta pada kekasihku kala itu (sekarang jadi suami) tapi bingung harus dengan cara apa aku mengungkapkannya. Padahal, rasa cintaku kala itu sedang menggebu-gebu. Setelah aku renungi sejenak, barulah aku menyadari bahwa masih ada rasa cinta yang lebih besar yang aku miliki ketimbang rasa cintaku pada kekasihku itu. Cintaku pada Rasulku dan cinta pada Allah, penciptaku.
Yah, di saat anak-anak muda zaman sekarang belum sepenuhnya “mengenal” apa itu cinta, sebagian dari mereka sudah menganggap cinta pada satu manusia adalah segala-galanya. Dan atas dasar “cinta”, bisa jadi mereka melakukan hal-hal yang sebenarnya belum atau malah tidak pantas dilakukan. Mereka memahami “cinta” dengan begitu sempit dan cenderung naif, lugu.
Padahal, cinta itu luas. Cinta itu bisa berarti apa saja. Bagaimana “cinta” itu bisa tumbuh dan berkembang seperti seharusnya, sangat bergantung pada siapa yang memaknainya. Dan tentu, tergantung bagaimana pula kita memahaminya.
Suatu hari, aku pernah bertanya pada Abi,
“Kata Abi, cinta itu apa?”
Setelah diam sejenak, Abi kemudian menjawab,
“Apa, yaa?”
“Cinta itu dari hati, tak bisa diungkapkan dengan kata semata. Cinta itu seperti semangat, pendorong.”
Iya, bagiku pun demikian. Cinta ku pada Abi dan putri kecilku, Aisyah, itu seperti lentera kecil saja. Tetapi pendar cahayanya lah yang akan terus menerangi jiwaku. Menjadi semangatku untuk terus mendekatkan diri pada Tuhan, untuk menjadi istri dan ibu yang baik, untuk terus berusaha mewujudkan mimpi dan cita-cita, serta menggapai kebahagiaan di dunia sekaligus akhirat.
Semua hanya karena cinta. Satu kata ajaib yang akan sangat sayang bila hanya dimaknai sempit oleh anak-anak muda zaman sekarang. Jika kalian merasa memiliki “cinta” atau mencintai, jadikan rasa cinta dalam hati itu semangat bagi kalian. Semangat untuk menjadi lebih baik, lebih bermanfaat, dan lebih mendekatkan diri pada Sang Pencipta.
Sebab, cinta adalah anugrah dari Sang Pencipta. Ketika mendapat anugrah, sudah selayaknya lah kalian bersyukur. Agar anugrah indah itu terus bersama kalian, tumbuh di hati kalian, dan bermanfaat untuk kalian. Syukurilah kehadiran cinta di hati kalian dengan memahami cinta dalam pandangan yang luas dan positif. Jadikan cinta sebagai semangat untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita kalian. Dan jadikan cinta dalam hati kalian untuk meraih kebahagiaan di dunia maupun akhirat.
Demikian, semoga bermanfaat.
With Love,
Bunda Aisykha
Posted from WordPress for Android
Thank you for coming. May Allah always give u n u’re family all d best. Amin.
So Sweet…:)
He he,,makasih mba,,
Saya nggak pernah nulis puisi galau ketika remaja lho
Soalnya sedang mengikuti pendidikan di Akabri Magelang he he he
Apik artikelnya
Semoga berjaya dalam GA
Salam hangat dari Surabaya
He he,,saya nulisnya puisi malah dl pas masih kuliah pak dhe,,skrg udh jarang,,makasih kunjungannya pak dhe,,
Terima kasih telah mendaftar~
Salam~
Sama2 π
so sweeetttt,,,^^
He he,,makasih mba hanna π
indahnya anugerah cinta π
gut lak buat ga-nya ya mbak ^_^
He he,,makasih mak inna,, π
Aaaaaahhhh co cweeeettt bgt sih mak, ternyata mak Tita jago bikin puisi euy… Sukses GA nya mak π
Aaaaahhh,,jd malu mak,, alhamdulillah dulu bisa nulis mak,,blm jago,,makasih mak muna,, π
Cinta itu memang tidak sekedar untuk diucapkan …
tetapi …
Cinta itu untuk dirasakan … diberikan … dibagikan …
Salam saya Tita
(6/2 : 13)
Iya om,,makasih udh mmpir ya om π
mbaaa…puisinya apik tenaaan, dibacapun nyaman sekali
Ternyata bunda Aisyah pinter ngerangkai kata dalam puisi juga
He he,,makasih mba tanti,,bisa nulis aja kok mba,,alhamdulillah klo suka π
Aih, indah banget cerita cintanya…
Saya belum sampai kesana nih, mba…
He he,,semoga segera nyusul ya bang π
bunda Aisykha pinter bikin puisii yaa
He he,,bisa aja mba rahmi,,makasih ya mba π
Dulu puisinya di kasihin (calon) suaminya ngga, Bunda? Ah, pasti melting deh waktu bacanya. terus buru-buru ngelamar. Hehehe.
Baru pertama kali ke sini. Salam kenal, ya Bunda
http://asmaismi.com/
Hai mba,,salam kenal,,puisi2 yg aku buat emang sllu dikasihin mba,,trs aku bukukan mba,,trs dijadiin souvenir pernikahan kita he he,,makasih dh mmpir mba π
Aw-aw-aw… so sweet ^_^. Barakallahulakum…
puisi yang indah sekali tita, puisi remaja galau yg sudah memahami cinta.
Makasih mba putri π
Ping-balik: [GIVEAWAY] "Understanding Love" – Daftar Peserta | Agung Rangga
Ping-balik: [GIVEAWAY] "Understanding Love" – Daftar Peserta – Agung Rangga